Wonosobo-Peringatan Isra' Mi'raj Nabi Muhammad SAW 1429 H di SMA 1 Mojotengah, Wonosobo, berlangsung meriah. Selain dipadati ratusan pelajar dari SMA penyelenggara dan undangan dari sekolahan lain. Dai Angin juga hadir untuk memberikan tausiah kepada para jamaah pelajar.
Dalam sambutannya Drs.Karyono selaku Kepala Sekolah SMA 1 Mojotengah mengatakan, "Hikmah dari peristiwa isra' mi'raj adalah diwajibkannya umat islam untuk mendirikan sholat. Selain menjadi ibadah wajib, sholat mempunyai fungsi untuk melatih kedisiplinan dalam menghargai waktu" papar Kepala Sekolah yang pernah ditugaskan mengajar di Sintang, Kalimantan Barat.
Gemuruh tepuk tangan dari hadirin berkumandang saat presenter menyebut nama Dai Angin untuk menaiki panggung. Dengan memakai jubah hitam dan sorban andalannya, Dai Angin mengawali tausiyahnya dengan bercerita bagaimana perjuangannya hingga bisa menjadi Dai TPI, dikatakannya "pokoknya jadi wong nggunung (orang gunung) ndak boleh minder sama orang kota! biar kita makannya sama nasi jagung lauk ikan asin, bukan berarti kita ndak bisa bersaing dengan orang kota yang biasa makan hamburger dan es puter! tentunya bersaing dalam kebaikan" kontan ucapannya ini kembali disambut dengan tepuk tangan dan siulan khas anak ABG.
Pada kesempatan ini Dai Angin banyak menyinggung tentang fenomena pacaran di jaman modern. Hadirin pun sesekali diajaknya untuk bersholawat bersama dengan iringan musik dari keyboard. Selama lebih kurang 1 jam, Dai Angin betul-betul membuai jamaah pelajar dengan gaya dakwahnya yang enjoy, gaul, dan humoris. Sebelum mengakhiri tausiyahnya, dai berjiwa seni ini sempat menantang adu akting dua pelajar yang bercita-cita ingin menjadi pemain sinetron.
Ketika acara telah selesai, sebagian pelajar terlihat nampak kecewa. Usut punya usut, mereka kecewa karena tidak sempat berbincang-bincang dengan Dai Angin. Lepas dari itu, panitia acara yang terdiri dari OSIS SMA 1 Mojotengah mengaku puas dengan event yang sudah diselenggarakan, "kami sangat puas karena banyak jamaah yang datang dan kami juga bisa menghadirkan Dai TPI disini" papar Taufik, salah satu anggota panitia merangkap presenter acara.(by Ayusha)
Dalam sambutannya Drs.Karyono selaku Kepala Sekolah SMA 1 Mojotengah mengatakan, "Hikmah dari peristiwa isra' mi'raj adalah diwajibkannya umat islam untuk mendirikan sholat. Selain menjadi ibadah wajib, sholat mempunyai fungsi untuk melatih kedisiplinan dalam menghargai waktu" papar Kepala Sekolah yang pernah ditugaskan mengajar di Sintang, Kalimantan Barat.
Gemuruh tepuk tangan dari hadirin berkumandang saat presenter menyebut nama Dai Angin untuk menaiki panggung. Dengan memakai jubah hitam dan sorban andalannya, Dai Angin mengawali tausiyahnya dengan bercerita bagaimana perjuangannya hingga bisa menjadi Dai TPI, dikatakannya "pokoknya jadi wong nggunung (orang gunung) ndak boleh minder sama orang kota! biar kita makannya sama nasi jagung lauk ikan asin, bukan berarti kita ndak bisa bersaing dengan orang kota yang biasa makan hamburger dan es puter! tentunya bersaing dalam kebaikan" kontan ucapannya ini kembali disambut dengan tepuk tangan dan siulan khas anak ABG.
Pada kesempatan ini Dai Angin banyak menyinggung tentang fenomena pacaran di jaman modern. Hadirin pun sesekali diajaknya untuk bersholawat bersama dengan iringan musik dari keyboard. Selama lebih kurang 1 jam, Dai Angin betul-betul membuai jamaah pelajar dengan gaya dakwahnya yang enjoy, gaul, dan humoris. Sebelum mengakhiri tausiyahnya, dai berjiwa seni ini sempat menantang adu akting dua pelajar yang bercita-cita ingin menjadi pemain sinetron.
Ketika acara telah selesai, sebagian pelajar terlihat nampak kecewa. Usut punya usut, mereka kecewa karena tidak sempat berbincang-bincang dengan Dai Angin. Lepas dari itu, panitia acara yang terdiri dari OSIS SMA 1 Mojotengah mengaku puas dengan event yang sudah diselenggarakan, "kami sangat puas karena banyak jamaah yang datang dan kami juga bisa menghadirkan Dai TPI disini" papar Taufik, salah satu anggota panitia merangkap presenter acara.(by Ayusha)
.JPG)
