Berdakwah Di Jalanan Samarinda


Majelis Cahaya Hati (MCH) Samarinda pimpinan Dai Angin, saat unjuk rasa menentang invasi Israel dan penggalangan dana bagi warga Palestina. Berbaris, berdo'a, dan berdzikir hukumnya "wajib" dalam ritual aksi unjuk rasa. Hal ini dimaksudkan agar aksi berjalan dengan rapi, tertib, aman, lancar, dan menuai pahala. Tidak anarkis! anti main rusak-rusakan, main berantem-beranteman, dan main bakar-bakaran, baik membakar ban, supermarket, gedung bioskop, kucing, tikus, marmut, dan celurut.


Pangeran Diponegoro pernah berkata "Esa hilang dua berbilang, Mati satu tumbuh seribu". Pangeran Diponegoro memang telah tiada, tetapi semangatnya dalam memperjuangkan syi'ar islam di nusantara akan selalu menitis dari generasi ke generasi. Oh islam... aku cinta pada dirimu.


Ikhlas akan membuat segala pekerjaan menjadi menyenangkan dan bisa dinikmati. Berjalan dan berjemur dibawah sengatan matahari tak kalah nikmatnya dengan menyantap cumi-cumi cah kangkung... mak nyus!

Dai Angin menggalang aksi dengan berpakaian ala Ninja Hattori.

Semoga Allah melindungi bangsa palestina dan bangsa kita tercinta indonesia, dari serangan teroris dan koruptor, Amin...(doc:by wahyudi)